Pembelajaran Berbasis Neurosains Dalam Perspektif Guru Raudlatul Athfal

  • Lilif Muallifatul Khorida Filasofa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
  • Asya Ainul Fitri Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Abstract

Dalam proses pembelajaran dan perkembangan anak usia dini, otak memegang peranan yang sangat penting. Otak akan bertindak sebagai jalan bagi stimulasi pada anak usia dini, mengingat pentingnya konsep pembelajaran dengan otak, apakah sepenuhnyaguur faham dengan konsep pembelajaran otak tersebut, dalam realitasnya yang ada guru dituntut mendampingi proses tumbuh kembang anak,.Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan oktober – Desember 2022 di Raudlatul Athfal Miftahul Athfal Mangkang Semarang, Penelitian ini menggunakan Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Implementasi pembelajaran berbasis neurosains dalam perspektif Guru Raudlatul adalah Pendidik belum sepenuhnya memahami konsep neurosains dalam mengembangkan kemampuan otak anak, dan menyeimbangkan pembelajaran dengan menerapkan otak kanan dan kiri. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Faktor yang menjadi pendukung dalam pemahaman guru tentang konsep pembelajaran neurosains adalah terletak pada sumber daya manusia yaitu Guru berpendidikan dan lulusan sarjana SI, adanya organisasi IGRA yang mewadahi semua guru RA di tingkat kecamatan menjadi dukungan dalam meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran neurosains.Sedangkan faktor penghambat kurangnya pelatihan dan workshop atau seminar yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis neurosains sehingga guru kesulitan dalam memahami konsep tersebut, buku panduan implementasi pembelajaran berbasis neurosains di tingkat PAUD  masih jarang ditemukan sehingga membuat guru kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran neurosains.

Keywords: pembelajaran neurosains, guru raudhatul athfal

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afria Nursa, R., & Suyadi, S. (2020). Konsep Akal Bertingkat Al-Farabi Dalam Teori Neurosains Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam. Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam, 13(1), 1. https://doi.org/10.32832/tawazun.v13i1.2757

Azizah, I. N., Rohmatun, S., & Munawaroh, H. (2023). Implementasi Neurosains pada Anak Usia Dini. Journal Fascho: Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(3), 59–73. https://doi.org/10.35681/1560-9189.2015.17.3.100328

Batubara, H. H., & Supena, A. (2018). Educational Neuroscience Dalam Pendidikan Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(2), 140–148. https://doi.org/doi.org/10.21009/JPD.092.013 EDUCATIONAL

Crewell, J. W. (2015). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (Terjemahan Achmad Fawaid). In Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Huda, F. I. H. (2022). Pembentukan Karakter Religius Berbasis Neurosains: Konstruksi Upaya Guru dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 7(2), 491–502. https://doi.org/10.25299/al-thariqah.2022.vol7(2).11138

Husamah, & Dkk. (2018). Belajar dan Pembelajaran. In Malang.

Izzati, H. (2021). Potensi Pembelajaran Manusia : Perspektif Neurosains Dan Islam. JOURNAL OF ALIFBATA: Journal of Basic Education (JBE), 1(1), 64–77. https://doi.org/10.51700/alifbata.v1i1.89

Jensen, E. (2008). Brain Based Learning, Pembelajaran Berbasis Otak, Cara Baru dalam Pengajaran dan Pelatihan. In Yogyakarta. California: Pustaka Pelajar.

Lindayani, M. (2019). Pembelajaran Berbasis Neuroscience Berdasarkan Perspektif Guru Paud Kota Malang. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 105–112.

Mahmudi, T., & Setyowati, S. (2018). Implementasi Pembelajaran Neurosains dalam Menstimulasi Kemampuan Fisik Motorik Anak di RA Insan Kamil Sidoarjo. Jurnal PAUD Teratai, 7(1), 1–7.

Muhammad, A. (2010). Panduan Praktis Stimulasi Otak Anak. In Yogyakarta. Diva Press.

Muliawan, J. U. (2009). Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak. In Yogyakarta. Diva Press.

Mulyasa, E. (2012). Manajemen PAUD. In Bandung. Remaja Rosda Karya.

Nurbaiti, & dkk. (2023). Literasi Kognitif Neurosains Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(9), 3503–3513.

Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya. In Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Rivalina, R. (2020). Pendekatan Neurosains Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Guru Pendidikan Dasar. Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan, 08(01), 83–109. http://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p83--109%0APENDEKATAN

Rois, D. N. A., Nuria, A., Sulistiani, S., Siregar, M., & Hasni, U. (2023). Persepsi Guru PAUD Terhadap Pentingnya Pemahaman Neurosains. Jurnal Bunga Rampai Usia Emas, 9(1), 12–18. https://doi.org/10.24114/jbrue.v9i1.47893

Rusthon, J-R, & E, L. (2010). Neurosains, Play, and Early Childhood Educatuin: Commections, Implications and Assesment. Early Childhood Education Journal, 6(4).

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. In Bandung. Alfabeta.

Susanti, S. E. (2021). Pembelajaran Anak Usia Dini dalam Kajian Neurosains. TRILOGI: Jurnal Ilmu Teknologi, Kesehatan, Dan Humaniora, 2(1), 53–60. https://doi.org/10.33650/trilogi.v2i1.2785

Suyanto, S. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. In Yogyakarta. Hikayat Publishing.

Published
2024-06-12
Abstract viewed = 32 times
PDF downloaded = 34 times